Sabtu, 30 Maret 2013

jurnal pengeluaran kas

JURNAL PENGELUARAN KAS

Selanjutnya akan diuraikan materi tentang jurnal pengeluaran Kas. Anda pasti sudah tahu, setiap perusahaan selalu melakukan kegiatan pengeluaran uang. Pengeluaran uang yang dimaksud di atas akan digunakan untuk membeli barang dagang atau barang/jasa selain barang dagang secara tunai, membayar utang, membeli perlengkapan secara tunai dan membayar biaya gaji/biaya lain-lain. Transaksi- transaksi di atas harus dicatat di dalam Jurnal Pengeluaran Kas. Jadi Jurnal Pengeluaran Kas merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi- transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran uang tunai. Ditinjau dari frekuensinya transaksi-transaksi yang berkaitan dengan hal di atas dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu kelompok transaksi yang sering terjadi dan kelompok transaksi yang jarang terjadi. Untuk transaksi yang sering terjadi dalam perusahaan dagang harus dibuatkan kolom jumlah tersendiri. Adapun transaksi-transaksi pembayaran yang sering terjadi dalam perusahaan dagang serta analisisnya berikut ini:

1) Pembelian barang dagang secara tunai, dapat dianalisis menjadi:
     - debet : pembelian
     - kredit : kas

2) Pembayaran utang dagang dapat dilakukan dengan 2 cara:
     a) jika tanpa potongan pembelian, analisisnya menjadi:
          - debet : utang usaha
          - kredit : kas.
     b) Jika ada potongan pembelian, analisisnya menjadi:
          - debet : utang usaha
          - kredit : kas
          - kredit : potongan pembelian

Selanjutnya, transaksi-transaksi pembayaran yang jarang terjadi tidak perlu dibuatkan kolom jumlah tersendiri, tetapi cukup ditampung di dalam kolom serba-serbi, sedangkan akun lawannya ( contra account) adalah kas. Transaksi-transaksi pembayaran yang sering terjadi dapat dianalisis menjadi:

1) pembayaran pembelian perlengkapan, dapat dianalisis menjadi:
     - debet : kolom serba serbi dengan nama akun perlengkapan
     - kredit : kas
2) pembayaran gaji atau biaya lain-lain, dapat dianalisis menjadi:
     - debet : kolom serba-serbi dengan mana akun biaya gaji / biaya lain-lain.
     - Kredit : kas.

Untuk lebih jelasnya simak dan pelajari format 4 di bawah ini :
Contoh 1



Akan tetapi jika Anda menggunakan format 5 akan tertera seperti berikut ini :

Bagaimana ? Jika ingin tahu bagaimana mengisi kolom-kolom yang terdapat di dalam jurnal pengeluaran kas yang tertera dalam format 4 sebagai berikut:
1.
Kolom 1 diisi dengan tanggal yang tertera dalam faktur;
2.
Kolom 2 diisi dengan no faktur;
3.
Kolom 3 diisi dengan nama akun atau nama penjual beserta alamatnya;
4.
Kolom 4 diisi dengan tanda cek (V) jika jumlahnya telah sesuai dengan perhitungan yang dilakukan dalam buku besar, jika belum dicocokkan kosongkan dahulu;
5.
Kolom 5 diisi dengan jumlah akun-akun yang terjadi;
6.
Kolom 6 diisi dengan harga barang yang dibeli secara tunai sesuai yang tercantum dalam faktur;
7.
Kolom 7 diisi dengan harga barang yang dibeli secara kredit sesuai yang tercantum dalam faktur;
8.
Kolom 8 diisi dengan harga perlengkapan toko yang dibeli secara tunai sesuai dengan nota /kuitansi/cek;
9.
Kolom 9 diisi dengan jumlah uang tunai yang harus dikeluarkan/dibayarkan sesuai dengan bukti-bukti pembayaran;
10.
Kolom 10 diisi dengan jumlah potongan yang diperoleh dengan adanya pembayaran pada tanggal diskon (potongan pembelian)

Jika Anda sudah memahaminya, coba simak petunjuk pengisian kolom-kolom yang tertera dalam jurnal pengeluaran kas pada contoh 2 (format 5) berikut ini:
1) Kolom 1 sama dengan kolom 1 cukup jelas;
2) Kolom 2 sama dengan kolom 2 cukup jelas;
3) Kolom 3 sama dengan kolom 3 cukup jelas;
4) Kolom 4 sama dengan kolom 4 cukup jelas;
5) Kolom 5 sama dengan kolom 5 cukup jelas;
6) Kolom 6 sama dengan kolom 7 cukup jelas;
7) Kolom 7 diisi dengan nama akun yang terkait;
8) Kolom 8 sama dengan kolom 4 cukup jelas;
9) Kolom 9 diisi dengan jumlah pembayaran tunai akun di kolom 7;
10)Kolom 10 sama dengan kolom 9 cukup jelas;
11)Kolom 11 sama dengan kolom 10.

jurnal pembelian

 

jurnal pembelian :
            jurnal pembelian digunakan untuk mencatat transaksi pembelian barang secara kredit. Perlu dijelaskan lebih lanjut apabila perusahaan dalam melakukan pembelian berupa barang-barang lain (selain barang dagang) dan jarang dilakukan maka pembuatan jurnal pembelian ini hanya khusus digunakan untuk mencatat transaksi pembelian barang dagang secara kredit saja. Namun apabila selain pembelian barang dagang, perusahaan juga sering membeli barang lain secara kredit, maka pembuatan jurnal pembelian ini sebaiknya juga untuk mencatat seluruh pembelian barang dagang dan barang lainnya secara kredit.

JURNAL PEMBELIAN

Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat:
1. menjelaskan definisi jurnal khusus;
2. membedakan antara jurnal khusus dan jurnal umum;
3. membedakan fungsi jurnal pembelian dan jurnal pengeluaran kas;
4. mencatat transaksi keuangan ke dalam jurnal pembelian dari perusahaan dagang;
dan
5. mencatat transaksi keuangan ke dalam jurnal pengeluaran kas dari perusahaan dagang.

  Pada perusahaan kecil, transaksi keuangan yang terjadi relatif lebih kecil, baik dalam jumlah maupun dalam jenisnya. Sebaliknya pada perusahaan besar tentunya terjadi transaksi keuangan yang relatif lebih banyak. Oleh karena itu dalam perusahaan kecil dimungkinkan dalam pencatatan transaksi-transaksinya dengan menggunakan satu macam buku harian saja yang dinamakan Jurnal Umum. Sebaliknya, dalam perusahaan besar dimungkinkan untuk menggunakan jurnal tertentu yang disebut Jurnal Khusus. Penggunaan jurnal ini dapat menghemat waktu, mempermudah pembagian pekerjaan, memudahkan pemindahbukuan (posting), serta menghemat biaya.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini perbedaan antara jurnal umum dan jurnal khusus:

Tabel 1 : Perbedaan antara jurnal umum dan jurnal khusus

Cobalah Anda buat kesimpulan tentang difinisi jurnal khusus ini. Selanjutnya, coba Anda bandingkan dengan jawaban berikut ini :Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi secara berulang-ulang.

Jika benar, lanjutkan ke materi berikutnya.

Jurnal khusus ada 4 macam :
1) Jurnal Pembelian.
2) Jurnal Pengeluaran Kas.
3) Jurnal Penjualan dan
4) Jurnal Penerimaan Kas.

Untuk lebih jelasnya lagi, maka jurnal khusus akan dibuat dalam bagan berikut ini:


Bagan 1 : Pembagian jurnal khusus

Perlu diketahui, di samping keempat jurnal tersebut jika dirasa perlu, perusahaan dapat menambah satu jurnal umum yang fungsinya untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat dimasukkan ke dalam keempat jurnal tersebut.
JURNAL PEMBELIAN

Berikut ini akan diuraikan fungsi jurnal pembelian dan jurnal pengeluaran kas. Bagaimana rasanya Anda memahami isi modul ini?

Anda tentu tahu bahwa suatu perusahaan dagang pasti akan selalu melakukan transaksi pembelian terhadap barang dagang atau barang lainnya, baik secara tunai maupun secara kredit. Jika perusahaan dagang membeli barang dagangan atau barang lain secara kredit maka Anda harus mencatatnya ke dalam jurnal pembelian. Perlu diketahui, jurnal pembelian itu hanya untuk mencatat pembelian barang dagang secara kredit maka analisis transaksi tersebut adalah pembelian di sebelah debet, sedangkan utang usaha di sebelah kredit. Agar lebih jelasnya lagi coba simak bagan jurnal pembelian beserta kolom-kolomnya sebagai berikut.

Oleh karena, jumlah kolom pembelian dan kolom utang usaha selalau sama diisi sesuai dengan harga beli secara kredit, maka kolom tersebut dapat disajikan secara lebih ringkas lagi seperti berikut ini :


Perlu diingat, bahwa menuliskan angka di komom jumlah sudah dianggap telah mendebet perkiraan (akun) pembelian dan mengkredit perkiraan (akun) utang usaha yang masing-masing sejumlah angka yang sama.

            Hal yang perlu dicatat dalam jurnal pembelian yaitu :
1.     Catatlah tanggal transaksi
2.     Catatlah nama kreditur atau keterangan lainnya
3.     Beri tanda check (v) yang menandakan bahwa transaksi dalam jurnal tersebut telah dipindah bukukan ke buku besar pembantu
4.     Catatkan syarat pembayaran
5.     Catatlah jumlah transaksi  pembelian barang secara kredit
6.     Catatkan nama akun seperti : perlengkapan, peralatan yang dibeli secara kredit
7.     Catatkan kode akunnya
8.     Catatlah jumlah transaksi pembelian barang lain tersebut
9.     Catatlah jumlah transaksi pembelian barang masing-masing sebagai utang dagang

jurnal penjualan


 Cara Menangani Invoice dan Jurnal Transaksi Penjualan

Menjurnal penjualan dan menangani invoice ke pelanggan bisa jadi masalah serius bagi pemula. Bukan karena sulit atau sesuatu yang rumit untuk dikerjakan—bahkan jauh lebih mudah dibandingkan ujian akhir semester akuntansi intermediate, melainkan karena kenyamanan pelanggan (customer) sangat penting dalam dunia bisnis.
Bayangkan jika customer menerima tagihan dua kali untuk pembelian yang sama, mereka pasti merasa tidak nyaman. Hal itu bisa terjadi jika ada kesalahan dalam menangani invoice. Tidak kalah serisunya ketika invoice salah diinput (angkanya tidak akurat). Atau diposting ke akun yang salah sehingga tidak terlacak—akhirnya tidak tertagih.
Saya tidak bermaksud menakut-nakuti. Justru saya ingin mengatakan bahwa sesungguhnya ini bukan pekerjaan yang sulit. Mungkin anda berpikir bahwa ini adalah menjurnal sungguhan dalam pekerjaan sungghan—sehingga jika terjadi kesalahan, bukan saja akan kehilangan nilai ujian, melainkan juga kehilangan uang, artinya perusahaan bisa merugi.
Tidak salah memang, tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Betul bahwa kesalahan jurnal bisa menimbulkan kerugian bagi perusahaan, terutama jika melakukan kesalahan tetapi tidak disadari bahwa itu adalah kesalahan. Bertanya pada mereka yang lebih berpengalaman adalah cara yang paling baik untuk mencegah hal itu. Dan membaca artikel-artikel di JAK adalah permulaan yang baik.
Melalui tulisan ini saya akan berikan beberapa petunjuk (beserta contoh) yang mudah untuk diikuti oleh siapapun, termasuk pemula atau mereka yang tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi.
Sederhananya, invoice adalah dokumen transaksi yang memuat rincian barang/jasa yang dibeli oleh pmbeli atau pengguna jasa (pelanggan), tanggal transaksi, nomor invoice (sebagai referensi), jumlah barang yang dibeli, harga satuan, jumlah pembelian, pajak, dan termin pembayaran.

Kapan Invoice Dibuat?
Untuk penjualan tunai, invoice harus dibuat sebelum barang/jasa diserahkan—dan barang baru boleh dikirimkan setelah pembayaran diterima.
Sedangkan untuk penjualan kredit, dalam banyak kasus, invoice seringkali dibuat setelah barang terkirim. Apakah boleh seperti itu? Sebaiknya diusahakan agar invoice dibuat dan dikirimkan ke pelanggan paling lambat pada saat barang dikirimkan meskipun untuk penjualan kredit. Idealnya,  invoice dibuat sekaligus setiap kali membuat surat jalan. Dengan cara itu, maka tidak akan ada penjualan yang lupa diinvoice.


Kapan Jurnal Transaksi Penjualan Dibuat?
Pada perusahaan yang sudah menggunakan software akuntansi, setiap membuat invoice, system akan membuat jurnal penjualan secara otomotis. Tetapi di perusahaan yang masih menggunakan sistim pencatatan manual, jurnal atas transaksi penjualan sebaiknya dibuat pada saat penerbitan invoice.


TRANSAKSI PENJUALAN
Penjualan umum yang kerap terjadi terdiri dari 2 jenis : Tunai dan Kredit.

1. Jurnal Penjualan Tunai
    Saat menerima uang tunai hasil penjualan :
    Kas/Bank (debit)
       Penjualan Tunai (kredit)
       PPN Keluaran (kredit)
    Saat menyerahkan barang dagangan yang terjual :
    HPP(debit)
       Persediaan Barang Dagangan (kredit)
    Retur Penjualan Tunai    
    Saat menerima barang retur :
    Persediaan Barang Dagangan (debit)
       HPP (kredit)
    Saat pengembalian uang kepada pelanggan :
    Retur Penjualan (debit)
    PPN Keluaran (debit)
       Kas/Bank (kredit)

2. Jurnal Penjualan Kredit
    Saat terjadinya transaksi penjualan kredit:
    Piutang Usaha (debit)
       Penjualan Kredit (kredit)
       PPN Keluaran (kredit)
    Saat menyerahkan barang dagangan yg terjual :
    HPP (debit)
       Persediaan Barang Dagangan (kredit)
    Penjualan kredit dengan uang muka (dp) :
    Saat penerimaan uang muka
    Kas/Bank (debit)
       Uang Muka Pelanggan (kredit)
    Saat penyerahan barang kepada pelanggan :
    HPP (debit)
       Persediaan Barang Dagangan (kredit)
    Penyerahan barang sebagai bukti terjadinya penjualan kredit, maka :
    Uang Muka Pelanggan (debit)
    Piutang Usaha (debit)
       Penjualan (kredit)
       PPN Keluaran (kredit)
    Retur Penjualan Kredit :
    Saat menerima barang retur :
    Persediaan Barang Dagangan (debit)
       HPP (kredit)
    Saat pengembalian uang muka pelanggan :
    Retur Penjualan (debit)
    PPN Keluaran (debit)
       Kas/Bank (kredit)
       Piutang Usaha (kredit)

Jurnal penjualan (Sales Journal) berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi penjualan  barang dagangan atau jasa yang dilakukan dengan pembayaran kredit. Sumber pencatatan buku tersebut adalah faktur penjualan. Bentuk buku jurnal penjualan biasanya disesuaikan dengan data mengenai penjualan yang diperlukan. Jurnal penjualan bisa dibuat sebagai berikut:




FAKTUR PENJUALAN (Sales Invoice)

1.      PENGERTIAN
Faktur Penjualan adalah Formulir yang digunakan untuk mencatat tagihan atas barang yang telah dikirimkan penjual kepada customer/pelanggan.
Biasanya pembuatan faktur dibuat rangkap 3. Salinan pertama berwarna putih dan diserahkan kepada pembeli. Salinan kedua disimpan penjual setelah ditandatangani pembeli dan akan dijadikan lampiran saat penagihan dikemudian hari. Sedangkan salinan ketiga disimpan di dalam buku faktur.
Terkadang ada yang bertanya bagaimana cara membedakan faktur penjualan dengan faktur pembelian? Cara membedakannya dapat dilihat dari bagian kepala faktur. Jika pada kepala faktur diisi dengan nama perusahaan tempat kita bekerja maka itu faktur penjualan dan sebaliknya jika kepala faktur diisi dengan nama perusahaan orang lain maka itu faktur pembelian.
2.      
 

Faktur penjualan dibuat berdasarkan dengan barang yang sudah dikirim/diserahkan kepada customer, tapi terkadang barang yang telah dikirim bisa ditolak oleh cutomer. Sehingga biasanya faktur penjulan dibuat setelah delivery order ditandatangani oleh penerima.

Dalam prosedur internal kontrol system akuntansi metode manual disarankan untuk membuat invoice di atas formulir dengan nomor urut tercetak. Sehingga menjamin tidak terjadinya nomor ganda dalam pembuatan Invoice.


3.